RSS

Minggu, 23 Maret 2014

Ide Cerita Itu Ada Dimana Aja!^^



Hobi utamaku adalah menulis, makanya aku bikin blog, heuheuheu ^o^. Aku menulis mulai dari kecil, dari yang awalnya hanya suka baca buku (aku sering dapat hadiah buku waktu kecil^^) sampai akhirnya nyoba nulis cerita sendiri. Of course awalnya sering niru-niru cerita yang udah aku baca dong ya, hohohoho #pengakuan. Aku baru menemukan gaya menulisku sendiri setelah aku kuliah #ebuset itupun setelah bertahun-tahun sebelumnya aku tambah rajin baca-baca buku. Aku suka banget gaya bahasanya Auntie (eh, Auntie, sok akrab banget :D)  J.K. Rowling yang menulis novel legendaris yang super duper keren dan menginspirasi dan juga super duper beken berjudul Harry Potter dan itu... bla bla bla bla bla bla ....

OK. I’ll stop here, hehehe. Udah terlalu cerewet menjelaskan yang nggak perlu, hehehe :D.  

Nah nah, aku suka banget cara Auntie J.K. Rowling menggambarkan setiap tokoh, menjabarkan setiap detail, dan menguraikan setiap jalan cerita yang bisa buat Harry Potter menjadi sangat hidup di dalam imajinasiku. Auntie sangat memahami setiap karakternya. Harry Potter adalah dunia yang dia ciptakan dan dia cintai. Sangat. Aku bisa merasakannya setiap aku baca Harry Potter (by the way aku nggak inget aku udah baca berapa kali novel Harpot, barangkali ribuan kali ya, hahaha #lebay) :D.

Dari Auntie aku belajar banyak. Beliau menuangkan hal-hal menakjubkan dalam novel-novelnya. Beliau “menyihir” ku (dan setiap pembaca) dengan kata-kata yang mengalir indah. Belum joke-joke yang diselipkan disana-sini. Aku nggak meniru gaya penceritaannya, tapi dari Auntie-lah aku menemukan gaya penceritaan yang “aku banget” dan itu diilhami dari gaya penceritaan beliau. Apa adanya, mengalir, dan bisa menyentuh yang membacanya. Setelah kuliah-lah aku akhirnya menemukan gaya berceritaku sendiri. Ya, selama itu.

OK, untuk menulis sebuah cerita yang bagus, tentu aja kita butuh ide yang bagus juga. Ide yang sederhana kadang bisa menjadi sebuah cerita yang luar biasa, lho. Asal kita pinter-pinter aja mengolahnya, pakai bumbu kata-kata yang tepat dan kita bisa menyajikan cerita yang oke^^.

Bagi yang suka menulis seperti yang udah lama aku tekuni, aku ingin membagi tip-tip “menyaring” ide. Aku pakai kata ini karena IDE ITU ADA DIMANA AJA. Kita bisa menangkapnya dan mengolahnya menjadi cerita yang bagus. OK, let’s start! Here’s the tips!^o^


1.    Rajin Mengamati

Bukan, bukan mengamati orang diam-diam. Salah salah, kita malah dicurigai yang enggak-enggak kan itu enggak banget, hehehe. Maksudku, mengamati sekeliling. Mengamati kehidupan yang berlangsung di sekeliling kita. Kita bisa mengamati orang-orang, bagaimana aksi-reaksi mereka terhadap sesuatu, bagaimana mereka berinteraksi. Kita juga bisa mengamati kejadian-kejadian yang kita anggap menarik. Kita bisa mengamati alam dan bangunan, bagaimana daun-daun di pohon bertiup terkena angin, burung-burung di angkasa, anjing dan kucing yang sedang berkelahi, rumah tua yang udah lama enggak ditinggali dan terbengkalai, semacam itulah. Tanpa sadar, kadang dari hal-hal sederhana itu kita tiba-tiba mendapat ide yang bagus untuk diwujudkan dalam sebuah cerita.

Contoh yang asyik nih:
Pernah enggak kita mengamati sepasang anjing dan kucing yang sedang berkelahi, misalnya dan lalu kita seolah melihat bayangan “gimana misalnya kalau aning dan kucing itu awalnya bersahabat tapi lalu sebuah kejadian membuat mereka menjadi musuh besar antar satu sama lain?”
Atau ....
Kita sedang duduk-duduk di taman dan mengamati daun-daun bertiup terkena angin, sinar matahari menerobos celah-celahnya dan menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Kita tiba-tiba mendapat ide “gimana seandainya jika saat daun-daun itu disinari matahari, tiba-tiba sesosok peri terbangun dan ....”

Nah, you already caught your own idea, guys!:D Walaupun contoh ide di atas cocoknya buat ide dongeng atau cerita fantasi sih, hehehe :D

Jadi intinya, ide itu ada dimana aja Kita pandai-pandai aja menangkapnya dan mengubahnya menjadi sebuah cerita^^.  

2.    Jangan Memaksakan

Yang namanya ide itu, enggak bisa dipaksakan datangnya. Kita enggak bisa menuntut setelah kita mengamati seharian, ide itu bakal langsung datang. Bukan begitu caranya, ya ....
Mengalir aja, nikmati proses sampai ide itu datang, jangan dipaksakan. Resapi apa yang kita lihat sehari-hari. Kadang kalau kita udah biasa mengamati sekeliling, tanpa sadar mata kita udah terbiasa juga menangkap hal-hal yang menarik buat kita, lho dan proses mengamati bukanlah menjadi suatu keharusan lagi, melainkan karena kita udah biasa dan kita mulai menikmati melakukan hal itu^^

3.    Banyak Nonton Film
Nah nah. Aku ini movie mania, lho #nggakadayangtanya. Aku suka banget film fantasi, horor, aksi dan detektif. Kenapa kenapa? Begini, film fantasi menawarkanku sebuah dunia yang baru, dunia yang enggak pernah aku bayangkan, dunia yang berbeda dengan dunia yang kita jalani. Itu luar biasa banget buat aku. Aku menghargai setiap penulis cerita fantasi, karena dari imajinasi mereka, lahir dunia baru yang bisa dinikmati setiap orang, termasuk aku.

Untuk film horor, aku mulai belajar bagaimana membuat cerita horor yang bagus dan nggak berkesan remeh. Stephen King adalah contoh penulis yang novel-novelnya banyak diadaptasikan menjadi film horor yang bagus. Tahu The Shining? The Mist? The Pet Sematary? Nah, keren banget kan, idenya? Aku belajar bagaimana membangun unsur-unsur horor yang oke, dengan gaya bahasa dan pilihan kata yang sederhana tapi bisa menimbulkan efek ngeri bagi yang membacanya.

Untuk film aksi, aku masukin film perang juga ya, disini. Aku menonton film aksi untuk membantuku belajar bagaimana sebaiknya membuat cerita yang bisa memicu adrenalin (ci ileh, hehehe), aku juga bisa belajar hal lainnya seperti bagaimana realisasi adegan kejar-kejaran yang bagus, adegan tembak-tembakan dalam perang, kronologi perang dan sebagainya. Itu penting banget, lho, buat yang ingin belajar membuat cerita dengan genre aksi.

Terakhir, untuk film detektif. Nah, ehem, salah satu novelis favoritku adalah Agatha Christie. Beliau ini oke banget, menciptakan karakter detektif Hercule Poirot dan detektif favoritku, Miss Marple. Aku belajar banyak dari novel detektif. Pengetahuan tentang racun, senjata dan barang bukti, dan menciptakan plot yang bisa membuat pembaca nggak berhenti baca novel kita sampai selesai. Eh eh, jangan berpikir aku mau belajar jadi penjahat dan pembunuh yang ahli dari novel detektif, lho, hehehe.


4.    Banyak Baca Buku
Ini dia, the most important thing, RAJIN BACA BUKU, GUYS! Udah pada tahu kan, kalau buku itu gudangnya pengetahuan. Kita bisa belajar banyak mullai dari bagaimana membuat plot yang oke, bagaimana membuat novel serupa (bukan nyontek, lho. Maksudku, membuat novel sebagus novel yang kita baca^^) dan untuk aku sendiri, mencari tahu gaya bercerita kita. Kita pasti bisa dong, menilai mana pengarang yang gaya berceritanya enak dibaca, mana yang enggak. Dari situ, kita bisa tahu, ternyata kita suka gaya penceritaan yang seperti apa dan bisa membuat cerita dengan gaya penceritaan yang “kita banget” :D


Gimana guys, tip-nya? Oke kan? #ayongangguk #maksa hehehe. Itu hanya sekelumit tip yang bisa aku bagi buat kalian. Tentunya setiap orang mempunyai perbedaan jalan masing-masing buat menangkap ide-ide mereka. Bahkan kadang dari hal-hal sederhana yang kita alami pun, bisa jadi ide cerita yang hebat!:D

0 komentar:

Posting Komentar