Hobi utamaku adalah menulis, makanya aku bikin blog,
heuheuheu ^o^. Aku menulis mulai dari kecil, dari yang awalnya hanya suka baca
buku (aku sering dapat hadiah buku waktu kecil^^) sampai akhirnya nyoba nulis
cerita sendiri. Of course awalnya
sering niru-niru cerita yang udah aku baca dong ya, hohohoho #pengakuan. Aku
baru menemukan gaya menulisku sendiri setelah aku kuliah #ebuset itupun setelah
bertahun-tahun sebelumnya aku tambah rajin baca-baca buku. Aku suka banget gaya
bahasanya Auntie (eh, Auntie, sok akrab banget :D) J.K. Rowling yang menulis novel legendaris
yang super duper keren dan menginspirasi dan juga super duper beken berjudul
Harry Potter dan itu... bla bla bla bla bla bla ....
OK. I’ll stop here, hehehe. Udah terlalu cerewet menjelaskan yang nggak perlu, hehehe :D.
Nah nah, aku suka banget cara Auntie J.K. Rowling
menggambarkan setiap tokoh, menjabarkan setiap detail, dan menguraikan setiap
jalan cerita yang bisa buat Harry Potter menjadi sangat hidup di dalam
imajinasiku. Auntie sangat memahami setiap karakternya. Harry Potter adalah
dunia yang dia ciptakan dan dia cintai. Sangat. Aku bisa merasakannya setiap
aku baca Harry Potter (by the way aku nggak inget aku udah baca berapa kali
novel Harpot, barangkali ribuan kali ya, hahaha #lebay) :D.
Dari Auntie aku belajar banyak. Beliau menuangkan hal-hal
menakjubkan dalam novel-novelnya. Beliau “menyihir” ku (dan setiap pembaca)
dengan kata-kata yang mengalir indah. Belum joke-joke
yang diselipkan disana-sini. Aku nggak meniru gaya penceritaannya, tapi
dari Auntie-lah aku menemukan gaya penceritaan yang “aku banget” dan itu
diilhami dari gaya penceritaan beliau. Apa adanya, mengalir, dan bisa menyentuh
yang membacanya. Setelah kuliah-lah aku akhirnya menemukan gaya berceritaku
sendiri. Ya, selama itu.
OK, untuk menulis sebuah cerita yang bagus, tentu aja kita
butuh ide yang bagus juga. Ide yang sederhana kadang bisa menjadi sebuah cerita
yang luar biasa, lho. Asal kita pinter-pinter aja mengolahnya, pakai bumbu
kata-kata yang tepat dan kita bisa menyajikan cerita yang oke^^.
Bagi yang suka menulis seperti yang udah lama aku tekuni,
aku ingin membagi tip-tip “menyaring” ide. Aku pakai kata ini karena IDE ITU
ADA DIMANA AJA. Kita bisa menangkapnya dan mengolahnya menjadi cerita yang
bagus. OK, let’s start! Here’s the
tips!^o^
1. Rajin Mengamati
Bukan, bukan mengamati orang diam-diam. Salah salah, kita malah dicurigai
yang enggak-enggak kan itu enggak banget, hehehe. Maksudku, mengamati
sekeliling. Mengamati kehidupan yang berlangsung di sekeliling kita. Kita bisa
mengamati orang-orang, bagaimana aksi-reaksi mereka terhadap sesuatu, bagaimana
mereka berinteraksi. Kita juga bisa mengamati kejadian-kejadian yang kita
anggap menarik. Kita bisa mengamati alam dan bangunan, bagaimana daun-daun di
pohon bertiup terkena angin, burung-burung di angkasa, anjing dan kucing yang
sedang berkelahi, rumah tua yang udah lama enggak ditinggali dan terbengkalai, semacam
itulah. Tanpa sadar, kadang dari hal-hal sederhana itu kita tiba-tiba mendapat
ide yang bagus untuk diwujudkan dalam sebuah cerita.
Contoh yang asyik nih:
Pernah enggak kita mengamati sepasang anjing dan kucing yang sedang
berkelahi, misalnya dan lalu kita seolah melihat bayangan “gimana misalnya
kalau aning dan kucing itu awalnya bersahabat tapi lalu sebuah kejadian membuat
mereka menjadi musuh besar antar satu sama lain?”
Atau ....
Kita sedang duduk-duduk di taman dan mengamati daun-daun bertiup terkena
angin, sinar matahari menerobos celah-celahnya dan menciptakan pemandangan yang
menakjubkan. Kita tiba-tiba mendapat ide “gimana seandainya jika saat daun-daun
itu disinari matahari, tiba-tiba sesosok peri terbangun dan ....”
Nah, you already caught your own
idea, guys!:D Walaupun contoh ide di atas cocoknya buat ide dongeng atau
cerita fantasi sih, hehehe :D
Jadi intinya, ide itu ada dimana aja Kita pandai-pandai aja menangkapnya
dan mengubahnya menjadi sebuah cerita^^.
2.
Jangan Memaksakan
Yang namanya ide itu, enggak bisa dipaksakan datangnya. Kita enggak bisa
menuntut setelah kita mengamati seharian, ide itu bakal langsung datang. Bukan
begitu caranya, ya ....
Mengalir aja, nikmati proses sampai ide itu datang, jangan dipaksakan. Resapi
apa yang kita lihat sehari-hari. Kadang kalau kita udah biasa mengamati
sekeliling, tanpa sadar mata kita udah terbiasa juga menangkap hal-hal yang
menarik buat kita, lho dan proses mengamati bukanlah menjadi suatu keharusan
lagi, melainkan karena kita udah biasa dan kita mulai menikmati melakukan hal
itu^^
3.
Banyak Nonton Film
Nah nah. Aku ini movie mania,
lho #nggakadayangtanya. Aku suka banget film fantasi, horor, aksi dan detektif.
Kenapa kenapa? Begini, film fantasi menawarkanku sebuah dunia yang baru, dunia
yang enggak pernah aku bayangkan, dunia yang berbeda dengan dunia yang kita
jalani. Itu luar biasa banget buat aku. Aku menghargai setiap penulis cerita
fantasi, karena dari imajinasi mereka, lahir dunia baru yang bisa dinikmati
setiap orang, termasuk aku.
Untuk film horor, aku mulai belajar bagaimana membuat cerita horor yang
bagus dan nggak berkesan remeh. Stephen King adalah contoh penulis yang
novel-novelnya banyak diadaptasikan menjadi film horor yang bagus. Tahu The
Shining? The Mist? The Pet Sematary? Nah, keren banget kan, idenya? Aku belajar
bagaimana membangun unsur-unsur horor yang oke, dengan gaya bahasa dan pilihan
kata yang sederhana tapi bisa menimbulkan efek ngeri bagi yang membacanya.
Untuk film aksi, aku masukin film perang juga ya, disini. Aku menonton
film aksi untuk membantuku belajar bagaimana sebaiknya membuat cerita yang bisa
memicu adrenalin (ci ileh, hehehe), aku juga bisa belajar hal lainnya seperti
bagaimana realisasi adegan kejar-kejaran yang bagus, adegan tembak-tembakan
dalam perang, kronologi perang dan sebagainya. Itu penting banget, lho, buat
yang ingin belajar membuat cerita dengan genre aksi.
Terakhir, untuk film detektif. Nah, ehem, salah satu novelis favoritku
adalah Agatha Christie. Beliau ini oke banget, menciptakan karakter detektif
Hercule Poirot dan detektif favoritku, Miss Marple. Aku belajar banyak dari
novel detektif. Pengetahuan tentang racun, senjata dan barang bukti, dan
menciptakan plot yang bisa membuat pembaca nggak berhenti baca novel kita
sampai selesai. Eh eh, jangan berpikir aku mau belajar jadi penjahat dan
pembunuh yang ahli dari novel detektif, lho, hehehe.
4.
Banyak Baca Buku
Ini dia, the most important thing,
RAJIN BACA BUKU, GUYS! Udah pada tahu kan, kalau buku itu gudangnya
pengetahuan. Kita bisa belajar banyak mullai dari bagaimana membuat plot yang
oke, bagaimana membuat novel serupa (bukan nyontek, lho. Maksudku, membuat
novel sebagus novel yang kita baca^^) dan untuk aku sendiri, mencari tahu gaya
bercerita kita. Kita pasti bisa dong, menilai mana pengarang yang gaya
berceritanya enak dibaca, mana yang enggak. Dari situ, kita bisa tahu, ternyata
kita suka gaya penceritaan yang seperti apa dan bisa membuat cerita dengan gaya
penceritaan yang “kita banget” :D
Gimana
guys, tip-nya? Oke kan? #ayongangguk #maksa hehehe. Itu hanya sekelumit tip
yang bisa aku bagi buat kalian. Tentunya setiap orang mempunyai perbedaan jalan
masing-masing buat menangkap ide-ide mereka. Bahkan kadang dari hal-hal
sederhana yang kita alami pun, bisa jadi ide cerita yang hebat!:D
0 komentar:
Posting Komentar