RSS

Senin, 02 Maret 2015

Sosok Penuh Teka-Teki dalam Agatha Christie’s The Mysterious Mr.Quin (Part 2)



Akhirnya setelah lama dianggurin, postingan Sosok Penuh Teka-Teki dalam Agatha Christie's The Mysterious Mr. Quin (Part 1) akhirnya aku posting juga yang Part 2 ini, hehe. Oke, tanpa berlama-lama, aku akan lanjutkan postingan Part 1 sebelumnya.

Kasus Ketujuh, “Suara Dalam Kegelapan”. Kasus ini agak “berbau” supranatural. Cerita bermula dari Mr. Satterthwaite yang mengunjungi salah satu kawannya, Lady Stranleigh. Sang lady menceritakan perilaku aneh putrinya, Margery, yang mulai melihat dan mendengar hal-hal aneh. Lady Stranleigh lalu meminta bantuan Mr. Satterthwaite.

Saat menaiki kereta menuju Abbot’s Mede, rumah Lady Stranleigh, secara kebetulan dia bertemu lagi dengan Mr. Quin. Mr.Quin rupanya sedang menuju arah yang sama dengan Mr. Satterthwaite.
Mr. Satterthwaite lalu bertemu dengan Margery, yang menceritakan pertistiwa aneh yang dialaminya, mencakup suara-suara yang didengarnya saat tidur. Kejadian itu semakin buruk saat Margery mendapati dia terluka setelah bermimpi hal yang aneh.

Spiritualis pun dipanggil dan diadakanlah acara pertemuan dengan roh orang mati. Secara mengejutkan, roh yang datang memberitahukan bahwa dia adalah Beatrice Barron, saudara Lady Stranleigh yang sudah meninggal karena kecelakaan.

Akhir dari kasus ini sangat tidak terduga. Apakah arti peristiwa dan mimpi aneh yang dialami Margery? Mengapa pada saat acara pertemuan dengan roh, saudara Lady Stranleigh yang muncul?

Kasus Kedelapan, “Wajah Helen”. Mr. Satterthwaite mengunjungi Gedung Opera, di mana dia secara kebetulan kembali bertemu  (lagi) dengan Mr. Quin. Mereka lalu melihat seorang wanita yang sangat cantik di barisan penonton. Wajah yang memiliki kecantikan yang diibaratkan seperti Helen of Troy. Wanita itu bernama Gillian West dan dia sedang bersama seorang kawannya, Phillip Eastney. Sebuah pertengkaran lalu terjadi antara Phillip Eastney dengan seorang pria, Charles Burns, yang adalah tunangan Gillian West. Mr. Satterthwaite menawarkan untuk membantu Gillian.

Gillian lalu menceritakan kesedihannya perihal Phillip Eastney, yang disayanginya sebagai teman. Namun Phillip, yang menyimpan perasaan kepadanya, tidak bisa menerimanya. Gillian takut, pertunangannya dengan Charles akan membuat Phillip marah. Namun rupanya akhirnya Phillip bisa menerima keputusannya, meskipun dengan berat hati. Phillip bahkan memberikan hadiah radio yang mahal dan sebuah hiasan kaca yang cantik sebagai hadiah perkawinan. Phillip juga meminta agar malam itu Gillian tinggal di rumah dan mendengarkan siaran radio.

Pertemuan Mr. Satterthwaite selanjutnya dengan Phillip membuka alasan sebenarnya dari hadiah-hadiahnya kepada Gillian. Secara mengejutkan, keduanya menjadi alat pembunuh yang tidak disangka-sangka.

Kasus Kesembilan, “Harlequin yang Mati”. Mr. Satterthwaite sedang mengunjungi pameran lukisan Frank Bristow, seorang seniman baru. Mr.Quin lalu melihat sebuah lukisan dengan suasana dan sosok yang dikenalnya di dalamnya. Lukisan itu, Harlequin yang Mati, memperlihatkan dua sosok Harlequin. Yang satu sedang terbaring mati di lantai, dan yang kedua memperhatikan sosok pertama yang tergeletak dari jendela. Lukisan itu berlatar belakang Ruang Beranda di Charley. Mr. Satterthwaite lalu membeli lukisan itu.

Mr. Satterthwaite lalu bertemu dengan sang pelukis secara langsung saat acara makan malam bersama dengan Kolonel Monckton dan Mr. Quin. Mereka bertiga lalu membicarakan Charnley yang menjadi latar belakang lukisan yang dibeli Mr. Satterthwaite. Menurut gosip, ada dua hantu di sana. Selain itu, Charney merupakan tempat yang suram, dengan banyak kematian. Lord Charley yang terakhir juga bunuh diri di sana. Makan malam itu lalu terganggu dengan kedatangan seorang artis bernama Aspasia Glen yang berniat membeli lukisan Mr. Satterthwaite.

Lukisan yang dibeli Mr. Satterthwaite ternyata membuka tabir tragedi yang berlatar belakang Ruang Beranda di Charnley.

Kasus Kesepuluh, “Burung Dengan Sayap Patah”. Mr. Satterthwaite datang ke Laidell atas undangan Madge Keeley, Saat makan malam, dia bertemu dengan seorang wanita cantik yang misterius bernama Mabelle Annesley. Wanita itu seperti seorang pemikat, antara nyata dan tidak nyata, namun juga menimbulkan kesan iba di hati Mr. Satterthwaite. Mr. Satterthwaite lalu menemukan istilah untuk wanita itu, seekor burung dengan sayap yang patah.

Keesokan harinya, Mabelle ditemukan gantung diri. Mr. Satterthwaite yang menyelidiki kematiannya kemudian menemukan bahwa Mabelle dibunuh.

Kasus Kesebelas, “Ujung Dunia”. Kedatangan Mr. Satterthwaite ke Corsica atas ajakan Duchess of Leith. Di sana dia bertemu dengan Naomi Carlton Smith, seorang gadis seniman. Naomi lalu membawa Mr. Satterthwaite dan sang Duchess mengunjungi sebuah lokasi terpencil di Corsica, Coti Chiaveeri, atau menurut istilah Naomi “Ujung Dunia”. Sesampainya di sana, lagi-lagi Mr. Satterthwaite bertemu dengan Mr. Quin. Dia juga lalu bertemu dengan seorang produser drama bernama Mr. Vyse,  aktris Rosina Nunn dan suaminya Henry Judd. Pertemuan mereka lalu membuka tragedi lama yang pernah terjadi, melibatkan kasus hilangnya opal milik sang aktris.


Kasus Kedua belas, “Jalan Harlequin”. Kasus terakhir yang membuka kedok siapa sebenarnya Mr. Quin. Mengapa dia selalu muncul saat terjadi tragedi? Mengapa kemunculannya selalu tiba-tiba? Kasus terakhir ini akan mengungkapkan segalanya. Mr. Satterthwaite yang terkejut saat mendapati identitas Mr. Quin begitu terkejut. Mr. Quin menghilang di kasus terakhir ini, meninggalkan Mr. Satterthwaite yang merasa ketakutan.  

0 komentar:

Posting Komentar